Al-Auza’i (88–157 H)
Nama beliau adalah Abdurrahman
bin Amr bin Yahya Al-Auza’i.
Beliau dikenal dengan nama
nisbahnya, Al-Auza’i, nisbah ke
daerah Al-Auza’, salah satu
wilayah di Damaskus. Beliau dilahirkan pada tahun 88 H dan
mengalami masa kanak-kanak
dalam keadaan yatim. Namun,
sejak kecil, beliau senantiasa
berusaha memperbaiki diri.
Sebagaimana layaknya ulama lainnya, beliau melakukan
perjalanan menuju Yamamah dan Bashrah sebagai petualangan dalam menuntut ilmu.
Guru dan murid Al-
Auza’i
Beliau mengambil hadis dari Atha’ bin Abi Rabah, Qasim bin
Makhimarah, Syaddad bin Abu
Ammar, Rabi’ah bin Yazid, Az-
Zuhri, Muhammad bin Ibrahim At-
Taimi, Yahya bin Abi Katsir, dan
sejumlah ulama besar dari kalangan tabiin lainnya.
Diceritakan juga bahwa beliau
sempat mengambil hadis dari
Muhammad bin Sirin di waktu
Muhammad bin Sirin sakit. Sementara, daftar para ulama
yang menjadi murid beliau antara
lain: Syu’bah, Ibnu Mubarak,
Walid bin Muslim, Al-Haql bin
Ziyad, Yahya bin Hamzah, Yahya
Al-Qaththan, Muhammad bin Yusuf, Al-Faryabi, Abu Al-
Mughirah, dan sejumlah ulama
lainnya.
Pujian-pujian untuk Al-Auza’i Selama hidupnya, Imam Al-Auza’i
lebih banyak disibukkan dengan
berdakwah dan mengajarkan
ilmu. Abu Zur’ah mengatakan,
“Pekerjaan beliau adalah menulis
dan membuat risalah. Risalah- risalah beliau sangat
menyentuh.” Walid bin Mazid mengatakan,
“Saya belum pernah melihat
beliau tertawa terbahak-bahak.
Apabila beliau menyampaikan
kajian yang mengingatkan
akhirat, hampir tidak dijumpai hati yang tidak menangis.” Beliau
juga mengatakan, “Saya belum
pernah melihat orang yang lebih
rajin beribadah melebihi Al-
Auza’i.” Al-Haql mengatakan, “Al-Auza’i
telah menjawab dan menjelaskan
70.000 permasalahan.”
Sementara, Al-Kharibi
mengatakan, “Al-Auza’i adalah
manusia terbaik di zamannya. Beliau layak untuk mendapat
jabatan khilafah.” Bisyr bin
Mundzir mengatakan, “Saya
melihat Al-Auza’i seperti orang
buta, karena khusyuknya.”
Disebutkan bahwa beliau menghidupkan malamnya dengan
salat dan membaca Alquran
sambil menangis.
Nasihat-nasihat Al-Auza’i Ada beberapa nasihat yang
pernah disampaikan Al-Auza’i, di
antaranya:
1. Beliau pernah mengatakan
kepada Walid bin Mazid, “Apabila
Allah menghendaki keburukan
untuk suatu kaum, Allah
membuka pintu ‘suka
berdebat’ dan Allah sulitkan mereka untuk beramal.”
2. Beliau juga menjelaskan akidah
ahlus sunnah, sebagaimana yang
diceritakan oleh Muhammad bin
Katsir Al-Mashishi, bahwa beliau
mendengar Al-Auza’i
mengatakan, “Kami dan para tabiin, semuanya, berpendapat
bahwa Allah berada di atas Arsy,
dan kami beriman terhadap
semua keterangan tentang Allah
yang terdapat dalam sunah.”
3. Beliau menasihatkan agar
manusia senantiasa berpegang
dengan sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Sebagaimana
diriwayatkan Amir bin Yasaf,
bahwa beliau mendengar Al- Auza’i mengatakan, “Apabila
kamu mendengar hadis dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam,
janganlah kamu mengambil
pendapat orang lain, karena
beliau adalah mubalig (penyampai berita) dari Allah.”
4. Beliau juga menasihatkan,
“Tidaklah seseorang berbuat
bid’ah kecuali pasti akan dicabut
sifat wara’-nya”.
5. Dari Abu Ishaq Al-Fazari, bahwa
Al-Auza’i menasihatkan, “Ada
lima hal yang dipegangi para
sahabat dan tabiin: berpegang
teguh dengan jamaah
(pemerintah), mengikuti sunah, memakmurkan masjid (rajin
shalat berjamaah), membaca
Alquran, dan berjihad.”
6. Ibnu Syabur mengatakan bahwa
Al-Auza’i pernah menasihatkan,
“Barang siapa yang mencari-cari
pendapat-pendapat aneh yang
menyimpang dari para ulama,
niscaya dia akan keluar dari Islam.”
7. Walid bin Mazid menceritakan
bahwa Al-Auza’i mengatakan,
“Celakalah orang yang
mendalami ilmu untuk masalah
selain ibadah dan orang yang
berusaha menghalalkan hal yang haram dengan syubhat.”
8. Beliau juga pernah berpesan
dengan satu perkataan yang
indah dan cukup terkenal,
sebagaimana diriwayatkan oleh
Walid bin Mazid; beliau mendengar
Al-Auza’i mengatakan, ﻥِﺇَﻭ َﻒَﻠَﺳ ﻦَﻣ ِﺭﺎَﺛﺂِﺑ َﻚﻴَﻠَﻋ َﻙﺎّﻳِﺇَﻭ ُﺱﺎّﻨﻟﺍ َﻚَﻀَﻓَﺭ ﻝﺎَﺟِّﺮﻟﺍ َﻱﺃَﺭﻭ َّﻥِﺈَﻓ ِﻝﻮَﻘﻟﺎِﺑ ُﻩﻮُﻓَﺮْﺧَﺯ ﻥِﺇَﻭ ﻰَﻠَﻋ َﺖﻧَﺃَﻭ ﻲِﻠَﺠﻨَﻳ َﺮﻣَﻷﺍ ﻢﻴِﻘَﺘﺴُﻣ ٍﻖﻳِﺮَﻃ “Berpegang-teguhlah dengan
atsar (riwayat) para ulama salaf,
meskipun masyarakat
menolakmu. Jangan mengikuti pemikiran
manusia, meskipun mereka
menghiasi ucapannya. Sesungguhnya, semua perkara
akan tampak dalam keadaan
engkau berada di jalan yang
lurus.”
Wafatnya Al-Auza’i
Beliau sangat dimuliakan oleh
Khalifah Al-Manshur. Khalifah
sangat memerhatikan nasihat-
nasihat Al-Auza’i. Sampai
akhirnya, beliau pernah ditawari
untuk menjadi hakim oleh Khalifah, namun beliau
menolaknya.
Di akhir hayatnya,
beliau berangkat ke Beirut dan
melaksanakan tugas ribath (menjaga daerah perbatasan)
dan meninggal dunia di sana.
Warisan yang beliau tinggalkan
ketika beliau wafat hanya enam
dinar, dan itu merupakan sisa
dari sedekah yang dia berikan. Semoga Allah merahmati Imam Al-
Auza’i. (Adz-Dzahabi, Tadzkirah
Al-Huffazh, Al-Maktabah Asy-
Syamilah, no. urut 177)
www.yufidia.com
Created at 2012-08-15 11:02
Back to posts
UNDER MAINTENANCE