80s toys - Atari. I still have
e
Home Blog About Gallery
17/05/24
wib 16:08

Al-Bukhari (194–256 H) 1

Negeri Bukhara sebagai negeri muara sungai Jihun yang terletak di sebelah utara Afganistan dan sebelah selatan Ukraina adalah negeri yang banyak melahirkan imam-imam ahlul hadis dan ahlul fikih. Negeri itu menyimpan kenangan sejarah perjuangan para imam-imam muslimin dalam berbagai bidang ilmu-ilmu Alquran dan Al-hadis. Dapat disebutkan di sini, para Imam Ahlul hadis yang lahir dan dibesarkan di negeri Bukhara antara lain adalah: Al-Imam Abdullah bin Muhammad Abu Ja’far Al-Musnadi Al-Bukhari yang meninggal dunia di negeri tersebut pada hari Kamis, bulan Dzulqa’dah, tahun 220 H. Kemudian juga lahir di Bukhara, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al-Bukhari yang lahir pada tahun 194 Hijriah dan wafat pada tahun 256 H di sebuah desa bernama Khartanak menuju arah Samarkan. Juga lahir dan dibesarkan di negeri ini Al-Imam Abi Naser Ahmad bin Muhammad bin Al-Husain Al- Kalabadzi Al-Bukhari yang lahir tahun 323 H dan meninggal tahun 398 H. Masih banyak lagi deretan imam-imam besar ahli hadis yang menghiasi indahnya sekarah negeri Bukhara. Akan tetapi, di masa kini, kaum muslimin di dunia, apabila disebut Imam Bukhari, maka yang dipahami hanyalah Imam Ahlul Hadis dari negeri Bukhara yang bernama Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Bardizbah Al-Bukhari karena karya beliau yang amat masyhur di kalangan kaum muslimin di dunia ialah Al- Jami’ush Shahih Al-Musnad min Haditsi Rasulillah wa Sunanihi wa Ayyamihi, yang kemudian terkenal dengan nama kitab Shahih Al-Bukhari. Kata “Bukhari” itu sendiri maknanya ialah “orang dari negeri Bukhara”. Jadi, kalau dikatakan “Imam Bukhari” maknanya ialah seorang tokoh dari negeri Bukhara. Al-Bukhari di masa kecil Nasab kelengkapan dari tokoh yang sedang kita bincangkan ini adalah sebagai berikut: Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Bardizbah. Kakek (Zoroaster) sebagai agama asli orang-orang Persia yang menyembah api. Sang kakek tersebut meninggal dalam keadaan masih beragama Majusi. Putra dari Bardizbah yang bernama Al-Mughirah kemudian masuk Islam di bawah bimbingan gubernur negeri Bukhara Yaman Al-Ju’fi sehingga Al-Mughirah dengan segenap anak cucunya dinisbatkan kepada kabilah Al- Ju’fi. Dan ternyata cucu dari Al- Mughirah ini di kemudian hari mengukir sejarah yang agung, yaitu sebagai seorang Imam Ahlul hadis. Al-Imam Al-Bukhari lahir pada hari Jum’at tanggal 13 Syawal 194 H di negeri Bukhara di tengah keluarganya yang cinta ilmu sunnah Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam, karena ayah beliau bernama Ismail bin Ibrahim bin Al-Mughirah adalah seorang ulama Ahli hadis yang meriwayatkan hadis-hadis Nabi dari Imam Malik bin Anas, Hammad bin Zaid, dan sempat pula berpegang tangan dengan Abdullah bin Mubarak. Riwayat- riwayat Ismail bin Ibrahim tentang hadis Nabi tersebar di kalangan orang-orang Irak. Ayah Al-Bukhari meninggal dunia ketika beliau masih kecil. Di saat menjelang wafatnya, Ismail bin Ibrahim sempat membesarkan hati anaknya yang masih kecil sembari menyatakan kepadanya, “Aku tidak mendapati pada hartaku satu dirham pun dari harta yang haram atau satu dirham pun dari harta yang syubhat.” Tentu anak yang ditumbuhkan dari harta yang bersih dari perkara haram atau syubhat akan lebih baik dan mudah dididik kepada yang baik. Sehingga sejak wafatnya sang ayah, Al-Bukhari hidup sebagai anak yatim dalam dekapan kasih sayang ibunya. Muhammad bin Ismail mendapat perhatian penuh dari ibunya. Sejak usianya yang masih muda dia telah hafal Alquran dan tentunya belajar membaca dan menulis. Kemudian pada usia sepuluh tahun, Muhammad kecil mulai bersemangat mendatangi majelis-majelis ilmu hadis yang tersebar di berbagai tempat di negeri Bukhara. Pada usia sebelas tahun, dia sudah mampu menegur seorang guru ilmu hadis yang salah dalam menyampaikan urut-urutan periwayatan hadis (yang disebut sanad). Usia kanak-kanak beliau dihabiskan dalam kegiatan menghafal ilmu dan memahaminya sehingga ketika menginjak usia remaja –enam belas tahun–, beliau telah hafal kitab-kitab karya imam-imam Ahli hadis dari kalangan tabi’it tabi’in (generasi ketiga umat Islam), seperti karya Abdullah bin Al- Mubarak, Waqi’ bin Al-Jarrah, dan memahami betul kitab-kitab tersebut. Usia kanak-kanak Muhammad bin Ismail telah berlalu dengan agenda belajar yang amat padat. Kesibukannya di masa kanak- kanak dalam menghafal dan memahami ilmu, mengantarkannya kepada masa remaja yang cemerlang dan menakjubkan. Kini ia menjadi remaja yang amat diperhitungkan orang di majelis mana pun dia hadir karena dalam usia belasan tahun seperti ini dia telah hafal di luar kepala tujuh puluh ribu hadis lengkap dengan sanadnya, di samping tentunya Alquran tiga puluh juz. bersambung artike:www.yufidia.com
Back to posts
This post has no comments - be the first one!

UNDER MAINTENANCE
|More...
copyright © 2013 om ridlo
13608
ec2-18-221-85-100.us-east-2.compute.amazonaws.comMozilla

xoxHits.com - free
counter service
url submit