XtGem Forum catalog
e
Home Blog About Gallery
17/05/24
wib 14:44

Al-Bukhari (194–256 H) 2

Melanglang buana menuntutIlmu
Melanglang buana menuntut Ilmu Di awal usianya yang ke delapan belas, Al-Bukhari diajak ibunya bersama kakaknya bernama Ahmad bin Ismail berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji. Perjalanan jauh antara negeri Bukhara dengan Mekkah menunggang unta, keledai dan kuda adalah pengalaman baru baginya, sehingga dia terbiasa dengan berbagai kesengsaraan perjalanan jauh mengarungi padang pasir, gunung-gunung dan lembahnya yang penuh keganasan alam. Dalam kondisi yang demikian, dia merasa semakin dekat kepada Allah dan dia benar-benar menikmati perjalanan yang memakan waktu berbulan-bulan itu. Sesampainya di Mekkah, Al- Bukhari mendapati kota Makkah penuh dengan ulama Ahli hadis yang membuka halaqah-halaqah ilmu. Tentu yang demikian ini semakin menggembirakan beliau. Oleh karena itu, setelah selesai pelaksanaan ibadah haji, beliau tetap tinggal di Mekkah sementara kakak kandungnya kembali ke Bukhara bersama ibunya. Beliau bolak-balik antara Mekkah dan Madinah, kemudian akhirnya mulai menulis biografi para tokoh, sehingga lahirlah untuk pertama kalinya karya beliau dalam bidang ilmu hadis yang berjudul Kitabut Tarikh. Ketika kitab karya beliau ini mulai tersebar ke seluruh penjuru dunia Islam, ramailah pembicaraan orang tentang tokoh ilmu hadis tersebut dan semua orang amat mengaguminya. Sampai-sampai, seorang Imam Ahli Hadis di masa itu yang bernama Ishaq bin Rahuyah membawa Kitabut Tarikh karya Al-Bukhari ini ke hadapan gubernur negeri Khurasan yang bernama Abdullah bin Thahir Al-Khuza’i, sembari mengatakan, “Wahai Tuan Gubernur, maukah aku tunjukkan kepadamu atraksi sihir?” Kemudian ditunjukkan kepadanya kitab ini. Maka gubernur pun membaca kitab tersebut dan beliau sangat kagum dengannya, sehingga tuan gubernur pun mengatakan, “Aku tidak mengerti bagaimana dia bisa mengarang kitab ini.” Al-Imam Al-Bukhari pun akhirnya menjadi amat terkenal di berbagai negeri Islam. Ketika Al- Imam Al-Bukhari berkeliling ke berbagai negeri tersebut, beliau mendapati betapa para ulama ahlul hadis di setiap negeri tersebut sangat menghormatinya. Beliau berkeliling ke berbagai negeri pusat-pusat ilmu hadis seperti Mesir, Syam, Baghdad (Irak), Bashrah, Kufah, dan lain-lainnya. Di saat berkeliling ke berbagai negeri itu, beliau suatu hari duduk di majlisnya Ishaq bin Rahuyah. Di sana ada satu saran dari hadirin untuk kiranya ada upaya mengumpulkan hadis-hadis Nabi dalam satu kitab. Dengan usul ini mulailah Al-Imam Al- Bukhari menulis kitab shahihnya dan kitab tersebut baru selesai dalam tempo enam belas tahun sesudah itu. Beliau menuliskan dalam kitab ini hadis-hadis yang diyakini sahih oleh beliau setelah menyaring dan meneliti enam ratus ribu hadis. Beliau pilih darinya tujuh ribu dua ratus tujuh puluh lima hadis shahih dan seluruhnya dikumpulkan dalam satu kitab dengan judul Al- Jami’us Shahih Al-Musnad min Haditsi Rasulillah wa Sunani wa Ayyamihi, yang kemudian terkenal dengan nama kitab Shahih Al-Bukhari. Kitab ini pun mendapat pujian dan sanjungan dari berbagai pihak di seantero negeri-negeri Islam. Sehingga ketokohan beliau dalam ilmu hadis semakin diakui kalangan luas dunia Islam. Para imam-imam ahli hadis sangat memuliakannya, seperti Imam Ahmad bin Hanbal, Ali bin Al-Madini, Yahya bin Ma`in dan lain-lainnya. Bersambung artikel:www.yufidia.com
Back to posts
This post has no comments - be the first one!

UNDER MAINTENANCE
|More...
copyright © 2013 om ridlo
13604
ec2-18-191-68-50.us-east-2.compute.amazonaws.comMozilla

xoxHits.com - free
counter service
url submit